25 June 2010

The Programmer's Bill of Rights

Apakah "rights" ini berlebihan? atau keharusan? silahkan baca sendiri dan putuskan...
the article is taken from http://www.codinghorror.com/blog/2006/08/the-programmers-bill-of-rights.html

The Programmer's Bill of Rights

It's unbelievable to me that a company would pay a developer $60-$100k in salary, yet cripple him or her with terrible working conditions and crusty hand-me-down hardware. This makes no business sense whatsoever. And yet I see it all the time. It's shocking how many companies still don't provide software developers with the essential things they need to succeed.
I propose we adopt a Programmer's Bill of Rights, protecting the rights of programmers by preventing companies from denying them the fundamentals they need to be successful.
The Bill of Rights

  1. Every programmer shall have two monitors With the crashing prices of LCDs and the ubiquity of dual-output video cards, you'd be crazy to limit your developers to a single screen. The productivity benefits of doubling your desktop are well documented by now. If you want to maximize developer productivity, make sure each developer has two monitors.
  2. Every programmer shall have a fast PC Developers are required to run a lot of software to get their jobs done: development environments, database engines, web servers, virtual machines, and so forth. Running all this software requires a fast PC with lots of memory. The faster a developer's PC is, the faster they can cycle through debug and compile cycles. You'd be foolish to pay the extortionist prices for the extreme top of the current performance heap-- but always make sure you're buying near the top end. Outfit your developers with fast PCs that have lots of memory. Time spent staring at a progress bar is wasted time.
  3. Every programmer shall have their choice of mouse and keyboard In college, I ran a painting business. Every painter I hired had to buy their own brushes. This was one of the first things I learned. Throwing a standard brush at new painters didn't work. The "company" brushes were quickly neglected and degenerated into a state of disrepair. But painters who bought their own brushes took care of them. Painters who bought their own brushes learned to appreciate the difference between the professional $20 brush they owned and cheap disposable dollar store brushes. Having their own brush engendered a sense of enduring responsibility and craftsmanship. Programmers should have the same relationship with their mouse and keyboard-- they are the essential, workaday tools we use to practice our craft and should be treated as such.
  4. Every programmer shall have a comfortable chair Let's face it. We make our livings largely by sitting on our butts for 8 hours a day. Why not spend that 8 hours in a comfortable, well-designed chair? Give developers chairs that make sitting for 8 hours not just tolerable, but enjoyable. Sure, you hire developers primarily for their giant brains, but don't forget your developers' other assets.
  5. Every programmer shall have a fast internet connection Good programmers never write what they can steal. And the internet is the best conduit for stolen material ever invented. I'm all for books, but it's hard to imagine getting any work done without fast, responsive internet searches at my fingertips.
  6. Every programmer shall have quiet working conditions Programming requires focused mental concentration. Programmers cannot work effectively in an interrupt-driven environment. Make sure your working environment protects your programmers' flow state, otherwise they'll waste most of their time bouncing back and forth between distractions.
The few basic rights we're asking for are easy. They aren't extravagant demands. They're fundamental to the quality of work life for a software developer. If the company you work for isn't getting it right, making it right is neither expensive nor difficult. Demand your rights as a programmer! And remember: you can either change your company, or you can change your company.

24 June 2010

AMBULANCE, PATWAL, dan PEMADAM KEBAKARAN

Disebuah jalan raya ada sebuah mobil AMBULANCE membawa pasien dalam kondisi kritis melintas dengan kecepatan tinggi layaknya mobil-mobil AMBULANCE seperti biasanya. Di jalan yang sama tepat dibelakang mobil jenazah tersebut melintas rombongan Presiden yang hendak melakukan kunjungan dengan beberapa kendaraan PATWAL (Patroli Pengawalan) juga dengan kecepatan tinggi. Entah ini merupakan suatu kebetulan, kebenaran atau justru kekacaubalauan, di jalan yang sama lagi-lagi tepat dibelakang mobil AMBULANCE dan kendaraan PATWAL melintas dengan kecepatan tinggi pula beberapa mobil PEMADAM KEBAKARAN yang hendak memadamkan api.
Pertanyaan:
Manakah yang seharusnya lebih diprioritaskan untuk melintas terlebih dahulu? AMBULANCE, PATWAL, atau PEMADAM KEBAKARAN?

18 June 2010

Simple success

original article


Suatu hari, seorang pangeran yang baru saja menjadi raja sedang bingung. Sebelum wafat, ayahnya meninggalkan surat wasiat yang ditujukan pada dirinya dan dua adik perempuannya.




Isi dari wasiat itu adalah bahwa dirinya ditunjuk menjadi raja berikutnya untuk menggantikan posisi ayahnya yang sudah wafat. Namun, wasiat yang berikutnya sungguh sulit untuk dilaksanakan.



Wasiat tersebut berisi pembagian 7 ekor kuda istimewa milik ayahnya yang sangat mahal harganya kepada tiga orang anaknya dengan perincian sebagai berikut. Setengah dari jumlah kuda diberikan pada anak pertama, seperempat dari jumlah kuda diberikan pada anak kedua, dan seperdelapan dari jumlah kuda diwariskan pada anak bungsu.
 
Sang raja (eks. pangeran) bingung bukan main, karena jika kuda diwariskan sesuai wasiat sang ayah, maka kuda-kuda itu harus dipotong-potong. Jika begitu, maka kuda itu tidak akan ada manfaatnya karena pasti mati.




Untuk itu raja muda tersebut meminta para penasihat terbaiknya berkumpul di ruang istana untuk memberikan solusi. Barangsiapa yang bisa memberikan ide yang sangat memuaskankan, maka ia akan mendapat uang emas dalam jumlah besar.



Orang pertama memberi ide, "Raja yang terhormat. Sebaiknya ikuti saja saran ayah raja sesuai wasiat. Siapa tahu memang begitu keinginannya."



Orang kedua memberi ide lainnya, "Raja yang mulia. Menurut saya, cara yang efektif adalah jual saja kuda-kuda itu dan uangnya baru dibagi sesuai wasiat."



Orang selanjutnya angkat bicara, "Saya mengusulkan agar raja lebih baik menyewa seorang filsuf atau orang yang pintar agar menyumbangkan idenya."



Ketiga usul tersebut tidak begitu memuaskan sang raja. Tiba-tiba seorang pelayan yang berdiri di sampingnya dan menawarkan usul yang mudah. Hal ini tentu mengundang cemoohan dari para penasihat. Namun, raja bersikap bijaksana dan bersedia memberi kesempatan.



Ia berkata, "Begini saja, terlebih dahulu saya harus meminjam seekor kuda." Permintaannya pun dikabulkan.



Kemudian ia melanjutkan, "Jumlah kuda raja ada 7 ekor dan ditambah 1 ekor lagi sehingga menjadi 8 ekor. Sesuai wasiat, maka anak pertama akan mendapatkan setengahnya. Jadi setengah dari delapan adalah 4 ekor. Anak kedua mendapatkan jatah seperempatnya. Jadi seperempat dari delapan adalah 2 ekor. Anak terakhir mendapat jatah seperdelapan, yaitu 1 ekor. Jika seluruhnya dijumlah, maka 4 ekor ditambah 2 ekor dan 1 ekor menjadi 7 ekor, persis seperti jumlah kuda raja. Terakhir, masih tersisa 1 ekor kuda pinjaman tadi, sehingga saya kembalikan pada pemiliknya."



Sang raja sangat puas dan kagum dengan ide pelayannya. "Sungguh tak terduga ternyata kamu dapat memikirkan ide mudah seperti ini." Akhirnya pelayan tadi berhak memperoleh hadiah uang emas yang banyak.



Pesan pada pembaca:



Mungkin banyak dari Anda yang berpikir bahwa untuk sukses, harus melakukan hal-hal yang rumit, melakukan hal-hal yang besar atau menggunakan teknik-teknik canggih.



Sebenarnya sukses adalah kumpulan dari tindakan yang sederhana secara konsisten. Tindakan itu tentunya tindakan yang membawa Anda ke arah sukses. Tindakan yang besar berasal dari kumpulan tindakan kecil, dan tindakan kecil berasal dari tindakan yang lebih kecil lagi. Jadi, jangan berpikir bahwa sukses membutuhkan tindakan raksasa.



Contoh, komputer canggih seperti sekarang ini ternyata hanya terdiri dari angka 0 dan 1 (angka biner). Kumpulan angka-angka inilah yang memprogram komputer untuk berfungsi. Rumus-rumus matematika yang paling rumit sekalipun berasal dari kumpulan perkalian, pembagian, penjumlahan dan pengurangan. Perkalian pun ternyata berasal dari penjumlahan berulang. 3 x 5 = 5 + 5 + 5 = 15. jadi, semua yang terlihat rumit sebenarnya adalah kumpulan dari hal-hal yang sederhana. Hal besar tidak akan pernah ada jika tidak ada hal kecil.



Orang yang sukses adalah orang yang melakukan tindakan kecil namun konsisten. Perjalanan ribuan mil berhasil ditempuh bukan karena langkah raksasa, melainkan usaha untuk berjalan selangkah demi selangkah sampai ke tujuan.

14 June 2010

Antara Eksklusif, Egois, dan Diktator (Part III)

Salah seorang dari ratusan teman saya yg menggilai fotografi, pernah mengajak saya utk menekuni dunia fotografi karena memang dia tahu saya ada ketertarikan di bidang ini. Dengan berbagai jurus rayuan dia ingin menjebloskan saya ke dalam sebuah agama baru yg disebut fotografi ini. Untuk menolak terlibat dalam "sekte" baru ini :p dengan sopan saya menjawab : "Sejak lahir saya lebih bertalenta sebagai foto model dibanding sebagai fotografer". Tentu saja ini sebuah jawaban diplomatis tapi tanpa melakukan kebohongan publik :D

Diawali dengan keisengan saya menampilkan foto-foto jepretan saya dengan kamera seadanya dengan objek wajah seseorang yg unik, saya mendapatkan sebuah complaint keras dari salah seorang dari ratusan teman fotografer saya. Tentu saja saya mendapatkan complaint karena saya menampilkan wajah uniknya sebagai objek saya.

Dengan tegas dan yakin teman saya ini menyampaikan keberatannya kepada saya : "Seumur-umur gue motret, gue tidak pernah mempermalukan model gue kayak elo. Gue tidak mengijinkan foto gue lo publish karena sangat mempermalukan gue".

Dan sejak saat itu, saya tidak pernah tertarik utk bergabung dengan sekte ini. Fotografi hanya saya gunakan utk kelompok orang-orang narsis (termasuk saya) =))

Antara Eksklusif, Egois, dan Diktator (Part II)

Banyak sekali drama yang terjadi dalam sebuah reality-show adu bakat yg sampai saat ini masih menjamur di beberapa televisi. Sudah SMS buat si A? Atau utk si B yg adalah idola anda?

Kakak-adik Ryan & Janice memainkan duet di sebuah piano dari waktu ke waktu utk menunjukkan bakat mereka dalam bermain piano, yg menurut sebagian orang ... sangat luar biasa. Bahkan Janice mendapatkan sertifikat "warga negara kehormatan" Amerika Serikat melalui bakatnya ini. Begitu luar biasa karena saya yakin jutaan orang di berbagai belahan dunia berjuang dengan susah payah dengan tingkat keberhasilan di bawah 50% untuk menjadi warga negara Amerika Serikat.

Dalam acara yg sama, Hudson & Jessica juga tampil berduet membawakan berbagai jenis genre musik, dari lagu pop indonesia, lagu dangdut, soundtrack film animasi, bahkan sampai lagu mandarin. Yang membedakan penampilan ini dari duet pada umumnya adalah duet ini hanya dibawakan oleh 1 orang. Penasaran? :p Hudson adalah Jessica, Jessica adalah Hudson. Sebagian orang mencibir penampilan seorang pria bernama Hudson karena setiap kali tampil, setengah fisik Hudson adalah Jessica :)) Makin penasaran?

Siapa yg tidak memandang sinis pada seorang banci? Apalagi banci jaman sekarang .... kelakuan ya boooookkkk. Hudson seorang banci atau laki-laki normal? Saya tidak tahu dan saya pikir saya tidak perlu tahu tentang hal ini. Ga penting amat, sodara bukan, teman juga kagak.

Saya sangat terhibur dengan penampilan Hudson (& Jessica) sampai saat ini. Sangat kreatif dan entertaining me so much. Dan di sisi lainnya saya tidak pernah menyukai dan menikmati penampilan Ryan & Janice, padahal piano adalah salah satu alat musik favorit saya.

Minggu 13/06, berdasarkan keputusan dan analisa juri yang sangat mendalam (yang lumayan nyelekit), dan .... Ryan & Janice harus meninggalkan arena perhelatan adu bakat ini.

(Bersambung)

13 June 2010

Antara Eksklusif, Egois, dan Diktator (Part I)

Kata orang malam minggu itu malam yang panjang. Padahal 1 hari tetap aja 24 jam :p Memang malam minggu ini (12/06) tidak panjang, tapi membawa banyak inspirasi untuk dibahas. Apa hubungan antara eksklusif, egois dan diktator?

Cerita utama kali ini adalah acara malem mingguan saya di tanggal 12/06. Saya dateng ke sebuah konser musik klasik yang menampilkan karya-karya Beethoven & Handel. Kayak biasa Jakarta (Kelapa Gading maksud gue :p) menyajikan kemacetan tanpa ampun. Dengan bonus 15 menit keterlambatan, jadilah saya berdiri di depan sebuah pintu besar (yg tertutup) menuju concert hall ....... pada saat itu saya langsung teringat sebuah dialog antara Aragon & Gandalf dalam salah satu trilogi The Lord Of The Ring (one of my fav movie) : "Bahkan kuburan lebih ceria dibandingkan kota ini".

Dan sambil saya masih terheran-heran diiringi sayup-sayup (banget) musik klasik, seorang panitia berkata bahwa saya boleh masuk ke arena konser saat jeda ... sekitar 15 menit lagi (it seems agak lebay) ... Cara mengisi waktu selama 15 menit yg terbaik adalah dengan ke toilet, yg hanya berjarak 3m dari tempat saya berdiri. Sambil menikmati "kedamaian" toilet di sini, alunan "Laskar Pelangi" cukup kencang keluar dari seseorang di sebelah saya, yg ternyata adalah sekuriti setempat. Tidak lebih dari 5 detik seorang sekuriti yg lain buru-buru masuk ke toilet dan dengan cemas mengingatkan rekannya utk men-silent-kan handphonenya.

Kembali ke depan pintu konser, alunan "I Will Survive" keluar dari handphone saya. Seorang panitia menatap saya dengan tajam dan mengirimkan telepati ke alam bawah sadar saya : "Sekali lagi bunyi, itu hape bakalan gue lempar ke planet Jupiter" ... belum sempet mengirimkan telepati balik ke orang tersebut, tiba-tiba sayup-sayup musik klasik berhenti dan itu artinya it's time for show.

Maka terbukalah pintu besar tersebut dan terlihatlah ....... jalan beranak tangga, yg katanya menuju hall-nya. Setelah menyusuri anak tangga landai sepanjang 3m bersama-sama dengan teman seperjuangan yg terlambat, saya tiba di sebuah pintu (lagi) dalam kondisi terbuka dan terlihatlah ..... concert hall yg sudah lumayan penuh, dan tentu saja para musisi sebagai performer utama malam ini. 1 langkah melewati pintu tersebut, kita diminta berhenti (lagi) karena mendadak alunan musik kembali dilantunkan para musisi ini. seorang panitia menutup pintu dengan gaya yang sangat sopan, anggun dan hiper-lambat. 2 menit tanpa duduk, memaksa badan saya utk sedikit bergoyang ... dan suara "kresek-kresek" muncul karena gesekan jaket saya. Sekonyong-konyong datanglah sebuah tatapan tajam yg mengirimkan telepati (lagi) : "Ini orang kalo aja bukan tamu konser ini pasti sudah gue kirim ke planet Uranus".

2 menit berlalu dan saya masih tetap berdiri menanti kapan saya bisa menempati hangatnya kursi saya, tangan saya masuk ke saku celana .... dan muncullah lagi suara "kresek-kresek" yg menyebabkan datangnya sebuah telepati yg laen : "Gue harap ini orang ilang ketelen Black Hole". Dan kurang dari 1 detik, saya memutuskan masuk ke "Black Hole" yg pastinya lebih ceria dari concert hall ini. Dalam perjalanan meninggalkan "kuburan" tersebut menuju ke "Black Hole Kelapa Gading", pikiran saya memainkan sebuah karya Handel yg sangat terkenal : "Ha ... leluya".

(Bersambung)

09 June 2010

Jadi leader . . . mau ???

siapa yg sudah pernah melakukan sesuatu yang di luar kebiasaan (out of the box) utk mendapatkan sedikit tambahan rasa bahagia??? bungee? sendirian di kuburan? -> iseng banget :)). jika kita sudah dapat melakukan hal tsb, itu adalah titik awal menjadi seorang pemimpin.

ternyata utk menjadi pemimpin itu sebenernya gampang banget. di luar masalah kualitas leadership yg ok atau ga, kita dapat menjadi seorang pemimpin karena keberanian kita melakukan hal-hal yang tidak mungkin dilakukan oleh orang biasa dan kesediaan kita memikul tanggung jawab yang dijauhi oleh orang lain (dikutip dari fb mario teguh). ternyata gampang ya ......

kita bisa tanya ke nheza apa artinya tantangan :D secara sudah nyuci gelas kan ....

nhez, how ya doin bro? -> biar terlihat anak gaolnya :p dengan probabilitas 95% mengalami kekalahan, tantangan tetap dihadapi (di luar waktu deal otaknya waras atau ga) ..... i very like it bro, bukan karena lo kalah .... tapi karena keberanian menghadapi tantangan. SALUTE. ready to become a leader?

so kita berani terima tantangan? langkah mudah utk merealisasikannya. lakukan sesuatu yang di luar kebiasaan kita. and i think kita semua harus tahu, selama pertandingan berlangsung, 5% harapan kemenangan yg tersisa sempat berbalik menjadi 90% harapan kemenangan.

08 June 2010

Perbedaan IPv4 dan IPv6

Sebagai protokol pengalamatan internet generasi baru, IPv6 tentu hadir dengan berbagai kelebihan ketimbang sang pendahulunya, IPv4. Mau tahu apa saja perbedaannya?

Berikut adalah perbedaan antara IPv4 dan IPv6 menurut Kementerian Komunikasi dan Informatika (Kominfo):

Fitur
IPv4: Jumlah alamat menggunakan 32 bit sehingga jumlah alamat unik yang didukung terbatas 4.294.967.296 atau di atas 4 miliar alamat IP saja. NAT mampu untuk sekadar memperlambat habisnya jumlah alamat IPv4, namun pada dasarnya IPv4 hanya menggunakan 32 bit sehingga tidak dapat mengimbangi laju pertumbuhan internet dunia.

IPv6: Menggunakan 128 bit untuk mendukung 3.4 x 10^38 alamat IP yang unik. Jumlah yang masif ini lebih dari cukup untuk menyelesaikan masalah keterbatasan jumlah alamat pada IPv4 secara permanen.

Routing
IPv4: Performa routing menurun seiring dengan membesarnya ukuran tabel routing. Penyebabnya pemeriksaan header MTU di setiap router dan hop switch.

IPv6: Dengan proses routing yang jauh lebih efisien dari pendahulunya, IPv6 memiliki kemampuan untuk mengelola tabel routing yang besar.

Mobilitas
IPv4: Dukungan terhadap mobilitas yang terbatas oleh kemampuan roaming saat beralih dari satu jaringan ke jaringan lain.

IPv6: Memenuhi kebutuhan mobilitas tinggi melalui roaming dari satu jaringan ke jaringan lain dengan tetap terjaganya kelangsungan sambungan. Fitur ini mendukung perkembangan aplikasi-aplikasi.

Keamanan
IPv4: Meski umum digunakan dalam mengamankan jaringan IPv4, header IPsec merupakan fitur tambahan pilihan pada standar IPv4.

IPv6: IPsec dikembangkan sejalan dengan IPv6. Header IPsec menjadi fitur wajib dalam standar implementasi IPv6.

Ukuran header
IPv4: Ukuran header dasar 20 oktet ditambah ukuran header options yang dapat bervariasi.

IPv6: Ukuran header tetap 40 oktet. Sejumlah header pada IPv4 seperti Identification, Flags, Fragment offset, Header Checksum dan Padding telah dimodifikasi.

Header checksum
IPv4: Terdapat header checksum yang diperiksa oleh setiap switch (perangkat lapis ke 3), sehingga menambah delay.

IPv6: Proses checksum tidak dilakukan di tingkat header, melainkan secara end-to-end. Header IPsec telah menjamin keamanan yang memadai

Fragmentasi
IPv4: Dilakukan di setiap hop yang melambatkan performa router. Proses menjadi lebih lama lagi apabila ukuran paket data melampaui Maximum Transmission Unit (MTU) paket dipecah-pecah sebelum disatukan kembali di tempat tujuan.

IPv6: Hanya dilakukan oleh host yang mengirimkan paket data. Di samping itu, terdapat fitur MTU discovery yang menentukan fragmentasi yang lebih tepat menyesuaikan dengan nilai MTU terkecil yang terdapat dalam sebuah jaringan dari ujung ke ujung.

Configuration
IPv4: Ketika sebuah host terhubung ke sebuah jaringan, konfigurasi dilakukan secara manual.

IPv6: Memiliki fitur stateless auto configuration dimana ketika sebuah host terhubung ke sebuah jaringan, konfigurasi dilakukan secara otomatis.

Kualitas Layanan
IPv4: Memakai mekanisme best effort untuk tanpa membedakan kebutuhan.

IPv6: Memakai mekanisme best level of effort yang memastikan kualitas layanan. Header traffic class menentukan prioritas pengiriman paket data berdasarkan kebutuhan akan kecepatan tinggi atau tingkat latency tinggi. ( ash / eno )

sumber : http://www.detikinet.com/read/2010/06/08/154824/1374132/398/apa-perbedaan-ipv4-dan-ipv6/?i991102105

07 June 2010

Kejebak di lift

Kemaren sempet mampir mal puri indah, karena buru2 mau nonton akhirnya dari parkiran milih naek lift. Biar cepet

eehhhh sampe lantai 1 setelah pintu lift terbuka, naek turun penumpang tau2 pintu lift gak bisa nutup sempurna. masih tersisa sekitar 3 cm dan macet.

weewwwww. untung ada petugasnya. keliatan tenang, sepertinya sudah biasa kejebak lift macet

trus ada encik2 yang dengan keki nya ngomong "waduh, ini yang kedua neh gua begini"

dilanjut temennya yang lebih tua (dengan muka mau nangis) "masa? yang bener lu? wah gua gak mau deh naek lift lagi di mal puri"

gak lama hp si tante yg mukanya mau nangis itu bunyi, terjadi dialog yang ujung2nya bikin dia teriak2. weewwwww itu lift langsung panas seperti kehabisan oksigen. akhirnya jadi mikir... kalo kita panik itu membutuhkan supply oksigen lebih banyak, begitu juga kalau kita berteriak. jadi inget2, kalo kejebak di lift macet jgn panik, oksigen bisa habis.

oh iya, yang kacaunya sejak itu lift macet, tombol bantuan dipencet2 sama yg jaga lift. petugasnya gak nongol2 euy. lamaaa banget sekitar 5 menitan baru deh disautin. konyolnya yang keluar pertama "kejebak di lantai berapa?"

welehhhh bukannya bisa keliatan di panel control itu lift macet di lantai berapa? aya aya wae.

itu petugas engineer gak tau dimana pada, wong dalam waktu lama begitu gak ada respon sama sekali. itu merespon juga sepertinya karena yg jaga lift usaha manggil2 orang di depan untuk kasih tau ke resepsionis dan ke satpam. satpam dah tiba, terus manggil2 via HT.

kemudian engineernya datang dan bawa besi panjang. ada bagian di tengah pintu yg seperti bulatan, disodok pake besi itu langsung pintunya terbuka. dan orang2 semua keluar gak mau naek lift nya lagi.

Sebetulnya sih kalau sekali kejebak masih wajar, tapi kayak ibu itu 2x kejebak pasti akan tertanam image "lift di puri gak bener"

apalagi lift satunya kalo gak salah udah setaonan statusnya "under maintenance" tapi gak bener2....

yaaaa untuk amannya sebaiknya next time kalo temen2 ke puri mendingan naek eskalator deh. jgn naek lift

eehhhh jadi inget, waktu itu gua pernah ampir kejebak juga di lift. tapi waktu itu pintunya dibuka paksa dan akhirnya kebuka. dan gua langsung ngabur keluar dari lift. yg kemaren itu bener2 gak bisa kebuka pintunya meskipun dibuka paksa.

semoga gak ada yang ngalamin pengalaman serupa yaa

04 June 2010

To, CC dan BCC

Sepertinya banyak diantara kita yang belum memahami apa arti dari TO, CC dan BCC dari sebuah email

Jika ada sebuah email yang di "TO" atau tujukan ke seseorang, kemudian di email itu di CC kan ke rekan kerja lain mungkin bisa diasumsikan sebagai orang yang di "TO" atau tujukan adalah orang yang dituju untuk diminta bantuannya. dan orang yang di CC kan hanya sebatas mengetahui.

Begitu juga untuk BCC, hanya saja sifat BCC adalah di CC kan secara rahasia.

Jadi ke depannya kita lebih jelas lagi dan tidak melakukan sesuatu yang di tujukan ke orang lain meskipun kita di CC kan

Dalam team work yang diperlukan adalah kerja sama, bukan seorang SUPERMAN yang grasa grusu gak jelas ingin menonjolkan dirinya.

02 June 2010

Buat yang demen facebook ada yang namanya like jacking

WASHINGTON - Perusahaan keamanan jaringan internet Sophos kembali memperingatkan para pengguna Facebook untuk berhati-hati terhadap sebuah kiriman pesan. Kali ini Sophos menamakannya ancaman 'likejacking'.

"Ratusan ribu pengguna Facebook telah menjadi korban aksi yang dinamakan likejacking ini," ujar pihak Sophos dalam keterangan di situs resmi mereka, seperti dikutip melalui Yahoo News, Rabu (2/6/2010).

Dikatakannya, penguna Facebook tersebut sebelumnya menerima sebuah pesan yang cukup menarik sehingga mampu membuat mereka meng-klik link yang diberikan. Salah satu pesan tersebut bertuliskan 'This man takes a picture of himself everyday for 8 years!!'.

Menurut Sophos, saat link tersebut diklik maka pengguna Facebook hanya akan melihat halaman kosong dengan tulisan 'click here to continue'. Saat notifikasi itu di-klik, sebuah pesan akan muncul di wall Facebook korban dengan menghadirkan notasi 'Like' dan sebuah pesan rekomendasi yang akan dikirimkan ke seluruh teman di jaringan Facebook korban. Hal inilah yang kemudian menginspirasi Sophos untuk menamakan scam tersebut sebagai 'likejacking'.

"Pesan ini sudah pasti akan ditampilkan di wall teman anda, atas nama anda tentunya. Ketika teman Facebook anda percaya bahwa pesan tersebut berasal dari anda maka mereka akan meng-klik pesan tersebut dan melakukan hal yang sama dengan anda. Saat itulah pesan tersebut tersebar," ujar pihak Sophos.

Sebelumnya, Sophos juga pernah menemukan beberapa pesan scam yang beredar di Facebook, seperti virus untuk menginstalasi adware secara otomatis, atau postingan palsu dengan iming-iming video seksi.
(srn)
http://techno.okezone.com/read/2010/06/02/55/338715/pengguna-facebook-dihantui-aksi-likejacking

ya ampun ga penting bener yang buat likejacking.. :nohope:

Buat yang jomblo, hati2 cari pasangan.. :D

http://lifestyle.okezone.com/read/2010/06/01/197/338441/ini-dia-ciri-ciri-kekasih-diktator
Kekasih diktator selalu membuat keputusan untuk Anda (Foto: Askmen)


INGATKAH kapan terakhir kali pendapat Anda didengar? Kapan terakhir kali pasangan setuju dengan keputusan Anda? Jika ini terus-menerus terjadi, sudah sepatutnya Anda waspada. Mungkin Anda sedang berkencan dengan wanita bertipe diktator.

Ketahui ciri-ciri kekasih diktator seperti dilansir Askmen. Saat sudah mengetahui karakter pasangan sesungguhnya, Anda pun perlu merenungkan kembali untuk melanjutkan atau mengakhiri kisah asmara.

Pasangan yang selalu membuat keputusan


Pasangan selalu saja mendominasi hubungan, bahkan untuk membuat segala keputusan suara pasangan mutlak didengar. Misalnya, memilih pakaian yang harus Anda kenakan, film apa saja yang boleh Anda tonton, bahkan untuk soal makanan, pasangan juga yang menentukan topping apa yang harus ada di atas pizza yang siap Anda santap.

Dia yang memilih teman-teman untuk Anda

Kali ini kebebasan Anda yang terampas kian terlihat jelas. Ini ditunjukkan dengan cara pasangan yang terlihat mengatur dengan siapa saja Anda boleh bergaul. Kekasih menganggap para sahabat Anda hanyalah benalu dan memberikan pengaruh negatif yang cukup kuat terhadap perilaku Anda. Padahal, hal ini belum tentu benar. Tanpa ragu pasangan pun menyarankan Anda untuk bergaul dengan teman-teman tertentu. Dan perlu Anda ketahui, teman-teman perempuan Anda berkurang sejak Anda berkencan dengannya.

Dia yang mengatur jadwal Anda setiap hari

Pasangan juga ingin Anda menghentikan hobi Anda dan berpartisipasi dalam kegiatan seperti menari, yoga, atau kelas memasak yang sudah Anda siapkan untuknya. Dia bahkan memberitahu Anda waktu-waktu tertentu bagi Anda untuk bisa keluar malam. Pasangan selalu membuat Anda mengitari kota dan menemaninya berbelanja. Dia selalu membuat Anda menunggu, tapi tidak pernah menunggu untuk Anda.

Dia selalu benar

Pasangan selalu mengacu pada pemahaman bahwa wanita tidak pernah salah, dan jika ada kesalahan itu tidak berasal dari dirinya. Pasangan begitu berlebihan dalam menilai suatu masalah.

Setiap kali Anda marah, pasangan akan menangis dan ini merupakan senjatanya. Tak hanya itu saja, pasangan pun akan melontarkan kata-kata yang bisa membuat Anda tersentuh seperti, “Bagaimana mungkin kamu mengatakan seperti itu?" atau "Kamu sangat tidak peka terhadap perasaan saya! dan tidak pernah mencoba untuk memahami apa yang saya inginkan.”

Strategi ini jelas membuat pria iba. Umumnya mereka tahu bahwa kebanyakan pria akan menyerah dan menjadi lunak saat melihat air mata pasangannya mengalir.
(tty)

Jaman Belum Ada SMS, Chatting, dan Facebook


Masa-masa belum kenal internet, yang punya telpon rumah masih jarang itu juga pesawatnya model yang puteran bukan yang pencet-pencet, ponsel apalagi, tapi semua itu tak bikin kita mati gaya. Seperti kata orang bijak, bila ada keinginan pasti ada jalan. "Apa, jalan buntu maksud loe ..?" Bila dalam bahasa Inggris, If there is a will there is a why, artinya "Ngapain aja sih loe?" Wakakak ....

1. Naksir, ingin menembak si dia?

Pura-pura pinjam buku, lalu kembaliin plus "bonus" puisi cinta (dibikinin teman sih yang disogok pake permen endog cecak). Ingat lagunya Iwan Fals- Buku ini Aku Pinjam. Agak frontal dikit, menaruh surat cinta di laci mejanya. Lebih telak lagi, bikin pesawat-pesawatan dari kertas, komplit dengan tulisan "I love you pulll", awas saat mengirimnya jangan sampai nyasar mendarat di hidung guru BP yang sedang memberi penyuluhan di kelas... Habis itu harap-harap cemas menanti surat .... penolakan ... wakakak .... Gimana lebih enak ditolak lewat surat kan ketimbang lewat SMS, bisa dikumpulin buat kenangan koleksi penolakan yang kesekian ... wakakak ... Tentu saja mekanisme pengiriman pesan tersebut rawan penyadapan, dan bisa salah tembak. Maunya mengirim ke Susan, jatuhnya kok ke tangan Susanto .. wah bisa berabe ... Ingat Jean Pattikawa nyanyi, "Surat cintaku yang pertama, membikin hatiku berlomba ....", atau Kangen, "Kau Tuliskan Padaku Kata Cinta Yang Manis Dalam Suratmu ...", atau Kahitna, "Suratku ini, cerminan luka di hati ..." Kalau sekarang mungkin liriknya berubah kali, jadi "Email cintaku yang pertama, membikin hatiku berlomba ..." Yang jatuh cinta, suratnya disemprot parfum biar wangi, lha yang putus cinta? Ya disemprot Baygon saja ... upss jangan deh ....

2. Mau kirim-kirim salam?


Pulang sekolah mampir dulu ke kantor Stasion Radio untuk nitip pesan. Sore-sore siap di depan radio sambil pasang kuping nunggu pesannya dibacain, "Ya, buat paman gembul, nirmala dan donal bebek, tadi di kelas paman gober marah-marah melulu, hati-hati dengan si sirik, buat don kisot kembaliin kaset genesis gue, buat penyiarnya yang rukun aja ya ..., dari ikkyu san di planet krypton .... oya titip lagu madu dan racunnya Ari Wibowo ... spesial buat samwan yang tega meninggalkanku ...." Puas deh rasanya ..., padahal yang dikirimin pesan lagi pada molor semua .... Makanya lain kali jangan cuma kirim salam, tapi kirim juga laos, temulawak, kunir, dll .... lho?

3. Mau menelpon lokal siapkan kepengan, dulu sih seratusan perak, yang tipis lho bukan yang tebal.

Sambil cari-cari telpon umum yang masih utuh, soalnya ada yang cuma tinggal gagangnya doang, ada juga yang "interior" masih utuh, jebulnya di atas nggak nyambung ke kabel telpon. Kadang nemu yang jalan, eh dipake tempat pacaran, atau berteduh waktu hujan. Pernah sih nunggu orang selesai telpon, eh dianya ngeluarin recehan segepok taruh di atas pesawat telpon. Ya udah deh, nyari lainnya aja .... Eh malah diajarin anak-anak kecil ngunthet koin pake kawat, hayooo .... Masih ingat pesan nan "mengharukan" ini, "Tiga menit waktu anda sudah habis, silakan masukkan koin lagi ..." Duh, koinnya dah habis buat main dingdong .....

4. Mau menelpon interlokal

Begadang nunggu di atas jam sepuluh malam, atau bangun jam empat pagi, lalu buru-buru ke wartel, biar dapat tarif murah/diskon. Saya ingat ketika itu, wartel masih jarang, bahkan kadang harus absen dulu terus pulang lagi ke rumah, dua jam lagi baru balik dan sampai gilirannya, saking banyaknya yang antri. Jadi ada wartel yang tiap malam selalu ramai, mirip agen porkas mau bukaan saja.

5. Menerima telpon

Bagi anak kost yang cari tempat kost, biasanya punya pertanyaan tambahan, "Ada telpon?". Soalnya bisa numpang menerima telpon di tempat ibu kost. Siap-siap pagi-pagi jam empat dipanggil-panggil ada telpon interlokal dari kampung. Paling diledekin teman kost, "Tuh ... kau disuruh buruan pulang, mau dikawinkan dengan calon pilihan ibu kau ...." Ada juga yang gemar ngerjain di kost, kalau ada telpon dari cewek. Nggak mungkin deh punya rahasia, lha wong telpon masuk siapa-darimana seisi kost tahu semua (terutama ibu kost), belum yang hobi nguping ....

6. Pak Pos is my hero


Menunggu-nunggu Pak Pos datang, terutama yang sedang di perantauan, kiriman kabar dari kampuang nan jauh di mato. Juga surat dari tambatan hati, wuiihhh ada cap bibirnya segala ... Rasanya tulisan tangan plus wangi surat lebih berkesan (yah masak nulis surat cinta mesti ke rental dulu, lebih romantis tulisan ceker ayam ketimbang cetakan printer dot-matrik yang pitanya udah kusut dan mbrodholi, maklum di rental) soalnya bisa diciumi tiap hari...hihihi. Pokoknya Pak Pos is the one and only selalu dinanti meski kadang telat ....

7. Mau janjian?

Pastikan tempatnya dengan jelas, supaya jangan sampai tlisiban (apa ya artinya ini? pokoknya, kau kesini, dia kesitu, kau begini, dia begitu, dia menunggu di sana, kau menunggu di situ). Konyol kan kalau janjiannya di alun-alon lor, panjenengan menunggunya di alun-alun kidul. Benarkah keberadaan ponsel sekarang meminimalkan potensi tlisiban?

8. Kartu ucapan Hari raya

Nyari-nyari dan pilih-pilih kartu Lebaran atau Natal. Sebenarnya nggak apa juga sih pilih satu set yang sama, soalnya kirimnya kan ke orang yang berbeda. Ada yang kreatif, bikin sendiri kartu lebarannya digambar sendiri. Ngirim kartu biar hemat prangko, nggak usah dilem amplopnya ya ...

9. Tidak ada telpon, mau kirim berita cepat

Pilihannya adalah kilat khusus. Atau lewat telegram saja (duh, yang ini udah punah deh), oke, kma ttkhbs (ssstt ... pelajaran bahasa Indonesia di sekolah masih ada nggak cara menulis telegram?). Mau lebih hemat lagi tapi lebih cepat, ya belajar telepati aja ... hahaha ....

10. Tidur lebih nyenyak, bangun lebih enak

Coba sekarang, baru melek dikit sudah melirik ada pesan masuk tidak, ada miscalled tidak, masuk WC aja ganti dulu statusnya, pagi-pagi belum sarapan burjo sudah sarapan pulsa dulu.

11. Lebih mudah bikin alasan/ngumpet

Kalau jaman sekarang kan alasannya cuman dua, low-bat atau nggak ada sinyal. Dulu nggak ada yang protes, "Kenapa sih telpon dimatikan, nggak diangkat-angkat, SMS nggak dibales...."

12. Apa itu di dalam kantong?

Kalau saku kelihatan mblendhuk, jelas bukan batangan HP apalagi blekberi, mungkin batangan coklat atau wafer. Atau jangan-jangan nggembol sego kucing buat sangu... hihihi....

13. Lebih banyak garuk-garuk

Kalau sekarang kan waktu bengong jari bisa diberdayakan untuk pijet-pijet tombol kalo nggak ngurusin SMS kan bisa main game di ponsel. Lha dulu masak gede-gede bawa gamewatch kan nggak wangun. Sebenarnya klaim ini masih perlu riset, benarkah keberadaan ponsel mengurangi frekuensi garuk-garuk. Kalo orang Jawa bilang, "Seko kukur-kukur malih dadi tutul-tutul".

14. Mau backstreet ?

Bila perlu pakai cara pramuka, pakai bahasa sandi atau surat yang hanya bisa terbaca dengan cara khusus. Lha yang punya pesawat telpon di rumah juga ditungguin babe ama enyak.

15. Sebelum mulai pelajaran

Sekarang: Harap semua ponsel dimatikan, jangan ada yang mainan SMS saat pelajaran. Dulu: Harap semua komik disimpan, jangan ada yang baca stensilan saat pelajaran






Maap, copy paste abis....
ini link aslinya : http://kolomkita.detik.com/baca/artikel/19/1138/jaman_belum_ada_sms_chatting_dan_facebook_