Memiliki anak lebih dari satu memang akan terasa lebih seru. Ada saatnya kakak beradik rukun dan ada juga saatnya mereka ribut atau saling marah. Ketika kakak beradik rukun, mereka dapat menjalin kerja sama yang baik, saling tolong menolong, dan saling memberi.
Mereka akan menikmati permainan yang mereka lakukan dengan penuh tawa dan canda.
Namun, lain kondisinya ketika sikap usil sudah mulai dilakukan oleh salah satu di antara mereka. Biasanya, kakak lebih suka berbuat usil kepada adik. Tetapi, kadang-kadang ada juga kondisi tersebut adalah sebaliknya, sang adik yang lebih banyak berbuat usil kepada sang kakak. Apabila sudah terjadi sikap saling usil seperti itu, tidak akan lama lagi situasi akan berubah menjadi ribut. Keributan tersebut bukan hanya teriakan yang saling membalas, bahkan biasanya akan berujung dengan jeritan dan akhirnya salah satu di antara mereka menangis. Contoh tindakan usil yang sering kita lihat di antara kakak beradik adalah ketika sang kakak tidak memiliki aktivitas lain atau tidak ada teman bermain.
Biasanya ia akan dengan mudah membuat usil kepada sang adik. Sikap usil tersebut bisa berupa tindakan kakak mengambil atau merebut mainan adiknya, mengejek atau meledek (mengolok-olok) adiknya supaya menjadi kesal dan marah.
Perlu orangtua fahami, ada beberapa penyebab anak melakukan tindakan usil kepada saudara kandungnya. Di antaranya, pertama ada yang disebabkan oleh perasaan sangat senang dan gemas (positif). Kedua, ada yang disebabkan oleh perasaan bahwa ia ingin mendapatkan perhatian dari orangtuanya, ingin diperhatikan. Ketiga, mungkin saja sang kakak merasa butuh teman dan tidak memiliki aktivitas lain.
Anak usil kepada adik karena ia ingin diperhatikan orangtua.
Ada kalanya orangtua tanpa sengaja lupa tidak memerhatikan salah satu di antrara mereka, kakaknya atau adiknya. Misalnya, orangtua sibuk mengurus dan bermain dengan salah satu dari mereka misalnya sang adik. Orangtua tidak bermain dengan sang kakak karena menganggap sang kakak sudah bisa menyibukkan diri sendiri dengan mainannya.
Keadaan seperti inilah biasanya akan memancing sang kakak untuk bersikap usil kepada adik. Untuk mendapatkan perhatian dari orangtua, boleh jadi sang kakak akan mengganggu aktivitas sang adik. Ia merebut mainannya, mengolok-olok adik, atau menganggu permainan orangtua dengan adiknya.
Ia melakukan semua itu karena ia juga ingin mendapatkan perhatian dari orangtua. Biasanya, jika orangtua tidak memahami maksud sikap usil sang kakak tersebut, situasi akan menjadi ribut dan kacau. Adik atau kakak sama-sama merasa tidak nyaman. Sang adik merasa sang kakak telah menganggu kesenangannya, sedangkan sang kakak bisa jadi merasa iri dan kecewa karena ia tidak diperhatikan orangtua.
Anak butuh teman atau aktivitas yang menyenangkan.
Ketika anak-anak hanya melakukan aktivitas di dalam rumah dan salah satu di antara mereka tidak memiliki aktivitas yang dapat menyenangkan dirinya maka ia biasanya akan berbuat usil dengan cara menganggu saudara kandungnya yang sedang asyik dengan aktivitasnya.
Misalnya, sang adik sedang asyik dengan mainan robotnya, sedangkan sang kakak tidak memiliki permainan atau merasa bosan dengan permainan yang ada. Dengan situasi seperti itu, boleh jadi sang kakak akan membuat usil, menggangu sang adik.
Pada umumnya, jika sang kakak belum mahir dalam menyampaikan maksudnya yaitu ingin bermain bersama maka situasi akan menjadi ribut. Sang adik akan marah dan berteriak kepada sang kakak yang telah bersikap usil merebut atau memainkan mainannya tanpa kompromi. Jika sang kakak atau adik melakukan tindakan tersebut maka boleh jadi ia sedang membutuhkan teman dan ingin bermain bersama.
Beberapa solusi yang dapat orangtua lakukan ketika menghadapi sikap usil anak.
Menanggapi beberapa kondisi perilaku usil anak di atas, perlu beberapa tindakan bijaksana dari orangtua, diantaranya adalah;
Adalah baik orangtua memahami terlebih dahulu apa yang menyebabkan anak bersikap usil kepada saudara kandungnya. Hindarkanlah orangtua bersikap tidak adil dengan membela salah satu anak. Hal tersebut bisa menimbulkan sikap iri dan cemburu sang anak yang dapat menimbulkan perilaku tidak baik pada anak.
Adalah orangtua bijak tidak membentak atau memukul anak yang bersikap usil. Membentak dan memukul anak hanya akan membuat anak merasa sedih dan terluka bathinnya. Jika hal tersebut sering dilakukan orangtua kepadanya, kemungkinan akan mempengaruhi kejiwaan anak secara negatif.
Sebelum melakukan suatu tindakan, sebaiknya segeralah orangtua menyadari apa yang melatarbelakangi anak berbuat usil kepada saudara kandungnya. Apabila sang kakak usil kepada adiknya karena rasa suka atau gemas, Orangtua bisa memberikan contoh kepada sang kakak bagaimana mencurahkan rasa sayang dan gemasnya yang positif (tidak mengganggu aktivitas adiknya) kepada adik. Misalnya, dengan mengajaknya bermain bergumul. Pada saat bermain sang kakak bisa saja memeluk adiknya atau menggelitik adiknya. Selain itu, orangtua bisa juga mengatakan kepada sang adik bahwa kakaknya berbuat seperti itu (mencium/memeluk) adalah karena sayang terhadapnya.
Untuk menghadapi sikap usil yang dilakukan anak yang disebabkan karena ia sedang butuh teman, segeralah orangtua mengajak anak tersebut bermain bersama atau mengarahkan anak supaya dapat bermain bersama saudara kandungnya. Dalam kondisi seperti ini, orangtua dapat menciptakan sebuah permainan yang menarik untuk mereka. Misalnya, memberikan ide untuk bermain petak umpet, bermain bola, atau rumah-rumahan.
Perlu orangtua fahami, walaupun sang kakak dari segi usia lebih besar dari sang adik, namun sang kakak tetap ingin mendapatkan perhatian dari orangtuanya dan sesekali iapun membutuhkan teman bermain atau merasa bosan dengan aktivitasnya. Untuk itu, ketahuilah terlebih dahulu penyebab sikap usil anak tersebut. Setelah itu, penuhilah apa yang sedang dibutuhkannya.
Kesimpulan dari artikel ‘Sikap Orangtua Terhadap Perilaku Usil Anak’
Hal yang paling penting orangtua perhatikan dalam kondisi seperti di atas adalah apakah sikap usil sang kakak tersebut dapat membahayakan sang adik atau tidak. Selama sikap usil sang anak tidak membahayakan, orangtua sebaiknya tidak perlu ikut campur tangan.
Biarkanlah anak mengembangkan kemampuan sikap bersosialisasinya masing-masing. Kecuali, jika sikap usil tersebut diperkirakan dapat membahayakan saudaranya, orangtua tentu harus segera menghentikannya.
Caranya tentu harus dengan cara bijaksana, tidak memukul atau membentaknya tetapi dengan memberikan pengertian, empati, dan sikap kasih sayang dari orangtua. Misalnya, beritahukanlah kepadanya bahwa tindakannya tadi adalah berbahaya atau dapat mencelakakan. Bujuklah anak supaya ia dapat bersikap empati kepada saudaranya.
Tumbuhkan dalam diri anak untuk selalu dapat menyayangi dan mencintai satu dengan lainnya. Berikan contoh kepada anak bagaimana menyalurkan perasaan gemasnya tersebut secara positif. Misalnya, bisa dengan cara mencium sang adik atau dengan cara memeluknya. Biasanya anak akan meniru sikap orangtua tersebut.
Yang paling penting adalah rubahlah sikap anda jika memang anda usil atau kepo. Tentu anda tidak ingin anak anda memiliki sifat buruk seperti itu kan?
No comments:
Post a Comment